Dampak Berhutang

Rabu, 01 Juni 2016

Memiliki utang adalah suatu hal yang membuat hidup kita menjadi kurang nyaman, karena hampir setiap bulan kita bertemu dengan tagihan-tagihan utang yang semakin naik nilainya.
Awalnya mungkin orang berpikir dengan sedikit berutang tidak masalah, yang penting dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Seseorang yang memiliki utang atau berutang biasanya dikarenakan kebutuhannya terhadap sesuatu yang perlu atau pun tidak perlu yang dilakukannya tanpa memperhitungkan dengan lebih jauh. Ingatlah bahwa utang memiliki bunga yang juga harus diperhitungkan.
Kebutuhan akan sesuatu benda ataupun jasa untuk menunjang kebutuhan kita memang harus dimiliki. Tapi sebagai orang yang belajar ekonomi, paling tidak, kita bisa memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri saja terlebih dulu.
Anda harus bisa menentukan apakah utang anda ini sanggup anda lunasi nantinya atau malah sebaliknya.
Namun, sebagian orang sering mengesampingkan hal ini dan berpikiran semua akan baik-baik saja, padahal ada banyak efek buruk yang bisa timbul dari berutang.
Apa saja efek buruk dari berutang, jika Anda tidak bisa mengelolanya?
1.    Memiliki Utang Berarti Tidak Memiliki Tujuan
Jika anda memilih untuk berutang sebenarnya anda tidak memiliki tujuan. Anda bayangkan saat anda memutuskan untuk memiliki sesuatu dengan jalan berutang, setiap bulannya nanti pendapatan anda akan terpotong untuk kewajiban utang anda tersebut.
Sementara di sisi lainya, kebutuhan anda masih sangat banyak dan semuanya harus direncanakan untuk tujuan kebahagiaan dan kecukupan hidup anda dan keluarga anda.
Jika sisa uang tersebut hanya digunakan untuk membayar utang, kebutuhan yang lainya tidak dapat terpenuhi dan tujuan hidup anda juga bukannya lebih bahagia, tetapi bisa mengalami stress dengan tagihan utang tersebut.
2.    Utang untuk Membayar Utang Lagi
Saat anda berada di situasi harus membayar utang anda segera dalam jumlah yang cukup banyak, kemudian ada tawaran pinjaman lainya kepada anda saat itu juga, dengan nilai yang lebih tinggi, apa yang akan anda lakukan?
Kebanyakan orang yang merasa sedang terdesak dengan keadaannya yang harus segera melunasi utang sebelumnya, akan mengambil keputusan untuk menerima pinjaman tersebut. mereka akan berpikir “yang penting ini lunas dulu”.
Padahal setelah selesai masalah yang satu akan muncul lagi masalah tagihan utang lainya yang bisa jadi jauh lebih besar. Ini bukan solusi bebas dari utang.
3.    Perubahan Mental Karena Berutang
Istilah “banyak utang kemudian kabur” bisa saja terjadi pada orang yang memang memiliki banyak utang kepada lembaga keuangan tertentu dalam jumlah yang besar.
Rasa tidak nyaman karena akan menerima tagihan utang setiap bulannya, kemudian rasa takut kehilangan segala yang sudah dimiliki hanya karena belum melunasi utang adalah salah satu efek perubahan mental karena punya utang.
Sekalipun anda kabur dan menganggap jika itu adalah hal yang terbaik, percayalah utang anda tidak akan berkurang, namun semakin bertambah.
4.    Utang Dianggap Dana Tambahan
Jangan pernah menganggap uang yang anda miliki yang merupakan hasil pinjam dari Bank atau perorangan lainya sebagai “uang” tambahan untuk anda.
Karena kebutuhan yang sangat tinggi, terkadang hal kecil ini tidak terlalu dikhawatirkan. Uang tersebut adalah beban anda yang tentunya harus anda bayar dalam tempo waktu yang disebutkan.
5.    Berutang Tanpa Menghitung Terlebih Dahulu
Sebelum anda memutuskan untuk menggunakan kartu kredit, lihatlah pendapatan anda setiap bulannya. Jika anda adalah seorang pekerja, berapa gaji bulanan anda dan berapa biaya pengeluaran yang harus anda keluarkan tiap bulannya.
Setelah itu sisakan uang anda untuk tabungan dan lihat lah berapa jumlah yang tersisa. Jika jumlah tersebut sesuai dengan jumlah cicilan sebuah barang yang akan anda ambil dengan cara berutang, silahkan anda mengambil barang tersebut. lakukan penghitungan hingga detail, jangan mengira-ngira.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghindari efek negatif berutang?J awabannya mudah, sebaiknya, buat rencana keuangan dengan terperinci.
Nah, Anda mungkin membenci hitungan dalam bentuk apapun. Namun usahakan anda tidak membenci menghitung anggaran anda sendiri karena ini akan berdampak pada kehidupan Anda di masa yang mendatang.
Jika memang Anda sangat ingin berutang, maka mau tidak mau Anda wajib membuat rencana keuangan secara terperinci.
Catat semua pengeluaran rutin Anda dan utamakan untuk menabung terlebih dulu. Setelah itu, Anda bisa menentukan akan berutang atau tidak.
The Consumer Credit Counselling Service (CCCS) menemukan hampir setengah dari responden menanggung dampak buruk pada kesehatannya akibat berutang seperti menderita gangguan saraf, mengalami rambut rontok, berkurangnya kemampuan mengecap rasa dan berhenti menstruasi, seperti dikutip dari Guardian.co.uk, Jumat (1/4/2011).

Masalah mengutang akan lebih pelik lagi jika seseorang memiliki banyak kartu kredit, kemudian diharuskan untuk melunasi tagihannya yang disertai dengan pembayaran bunganya.
Sayangnya belum banyak orang yang menyadari dampak buruk dari seringnya berutang. Dampak buruk yang ditimbulkan jika sering mengutang yaitu:
1. Kesehatan emosional dan mental
Kesehatan emosi dan mental dapat dengan mudah dipengaruhi oleh utang. Stres dan tekanan yang datang saat seseorang harus memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang bisa menyebabkan kegelisahan dan depresi.
2. Kesehatan fisik
Penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan cemas dan depresi bisa mengakibatkan efek samping terhadap kesehatan fisik. Dampak yang ditimbulkan adalah masalah jantung dan berkurangnya respons terhadap kekebalan tubuh. Selain itu dampak yang paling cepat terlihat adalah mengganggu aktivitas fisik dan pola makan buruk yang dapat memicu penyakit fisik lainnya.
3. Menimbulkan rasa malu dan bersalah
Orang yang sering mengutang juga kerap kali dihinggapi rasa malu dan juga bersalah, terutama jika kebiasaan ini diketahui oleh banyak orang. Hal ini pula yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.
4. Mempengaruhi hubungan
Memiliki utang juga mempengaruhi hubungan seseorang dengan pasangan dan juga anak-anaknya. Survei yang dilakukan terhadap 372 orang menemukan masalah utang telah mempengaruhi hubungannya dengan pasangan sebesar 37 persen dan dengan anak-anak sebesar 22 persen.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS