Memiliki utang adalah
suatu hal yang membuat hidup kita menjadi kurang nyaman, karena hampir setiap
bulan kita bertemu dengan tagihan-tagihan utang yang semakin naik nilainya.
Awalnya mungkin orang
berpikir dengan sedikit berutang tidak masalah, yang penting dia bisa
mendapatkan apa yang dia inginkan.
Seseorang yang memiliki
utang atau berutang biasanya dikarenakan kebutuhannya terhadap sesuatu yang
perlu atau pun tidak perlu yang dilakukannya tanpa memperhitungkan dengan lebih
jauh. Ingatlah bahwa utang memiliki bunga yang juga harus diperhitungkan.
Kebutuhan akan sesuatu
benda ataupun jasa untuk menunjang kebutuhan kita memang harus dimiliki. Tapi
sebagai orang yang belajar ekonomi, paling tidak, kita bisa memenuhi kebutuhan
untuk diri sendiri saja terlebih dulu.
Anda harus bisa
menentukan apakah utang anda ini sanggup anda lunasi nantinya atau malah
sebaliknya.
Namun, sebagian orang
sering mengesampingkan hal ini dan berpikiran semua akan baik-baik saja,
padahal ada banyak efek buruk yang bisa timbul dari berutang.
Apa saja efek buruk
dari berutang, jika Anda tidak bisa mengelolanya?
1. Memiliki Utang Berarti Tidak Memiliki
Tujuan
Jika anda memilih untuk
berutang sebenarnya anda tidak memiliki tujuan. Anda bayangkan saat anda
memutuskan untuk memiliki sesuatu dengan jalan berutang, setiap bulannya nanti
pendapatan anda akan terpotong untuk kewajiban utang anda tersebut.
Sementara di sisi
lainya, kebutuhan anda masih sangat banyak dan semuanya harus direncanakan
untuk tujuan kebahagiaan dan kecukupan hidup anda dan keluarga anda.
Jika sisa uang tersebut
hanya digunakan untuk membayar utang, kebutuhan yang lainya tidak dapat
terpenuhi dan tujuan hidup anda juga bukannya lebih bahagia, tetapi bisa
mengalami stress dengan tagihan utang tersebut.
2. Utang
untuk Membayar Utang Lagi
Saat anda berada di
situasi harus membayar utang anda segera dalam jumlah yang cukup banyak,
kemudian ada tawaran pinjaman lainya kepada anda saat itu juga, dengan nilai
yang lebih tinggi, apa yang akan anda lakukan?
Kebanyakan orang yang
merasa sedang terdesak dengan keadaannya yang harus segera melunasi utang
sebelumnya, akan mengambil keputusan untuk menerima pinjaman tersebut. mereka
akan berpikir “yang penting ini lunas dulu”.
Padahal setelah selesai
masalah yang satu akan muncul lagi masalah tagihan utang lainya yang bisa jadi
jauh lebih besar. Ini bukan solusi bebas dari utang.
3. Perubahan Mental Karena Berutang
Istilah “banyak utang
kemudian kabur” bisa saja terjadi pada orang yang memang memiliki banyak utang
kepada lembaga keuangan tertentu dalam jumlah yang besar.
Rasa tidak nyaman
karena akan menerima tagihan utang setiap bulannya, kemudian rasa takut kehilangan
segala yang sudah dimiliki hanya karena belum melunasi utang adalah salah satu
efek perubahan mental karena punya utang.
Sekalipun anda kabur
dan menganggap jika itu adalah hal yang terbaik, percayalah utang anda tidak
akan berkurang, namun semakin bertambah.
4. Utang Dianggap Dana Tambahan
Jangan pernah
menganggap uang yang anda miliki yang merupakan hasil pinjam dari Bank atau
perorangan lainya sebagai “uang” tambahan untuk anda.
Karena kebutuhan yang
sangat tinggi, terkadang hal kecil ini tidak terlalu dikhawatirkan. Uang
tersebut adalah beban anda yang tentunya harus anda bayar dalam tempo waktu
yang disebutkan.
5. Berutang Tanpa Menghitung Terlebih Dahulu
Sebelum anda memutuskan
untuk menggunakan kartu kredit, lihatlah pendapatan anda setiap bulannya. Jika
anda adalah seorang pekerja, berapa gaji bulanan anda dan berapa biaya
pengeluaran yang harus anda keluarkan tiap bulannya.
Setelah itu sisakan
uang anda untuk tabungan dan lihat lah berapa jumlah yang tersisa. Jika jumlah
tersebut sesuai dengan jumlah cicilan sebuah barang yang akan anda ambil dengan
cara berutang, silahkan anda mengambil barang tersebut. lakukan penghitungan
hingga detail, jangan mengira-ngira.
Apa yang harus Anda
lakukan untuk menghindari efek negatif berutang?J awabannya mudah, sebaiknya,
buat rencana keuangan dengan terperinci.
Nah, Anda mungkin
membenci hitungan dalam bentuk apapun. Namun usahakan anda tidak membenci
menghitung anggaran anda sendiri karena ini akan berdampak pada kehidupan Anda
di masa yang mendatang.
Jika memang Anda sangat
ingin berutang, maka mau tidak mau Anda wajib membuat rencana keuangan secara
terperinci.
Catat semua pengeluaran
rutin Anda dan utamakan untuk menabung terlebih dulu. Setelah itu, Anda bisa
menentukan akan berutang atau tidak.
The Consumer Credit
Counselling Service (CCCS) menemukan hampir setengah dari responden menanggung
dampak buruk pada kesehatannya akibat berutang seperti menderita gangguan
saraf, mengalami rambut rontok, berkurangnya kemampuan mengecap rasa dan
berhenti menstruasi, seperti dikutip dari Guardian.co.uk, Jumat (1/4/2011).
Masalah mengutang akan
lebih pelik lagi jika seseorang memiliki banyak kartu kredit, kemudian
diharuskan untuk melunasi tagihannya yang disertai dengan pembayaran bunganya.
Sayangnya belum banyak
orang yang menyadari dampak buruk dari seringnya berutang. Dampak buruk yang
ditimbulkan jika sering mengutang yaitu:
1. Kesehatan emosional
dan mental
Kesehatan emosi dan
mental dapat dengan mudah dipengaruhi oleh utang. Stres dan tekanan yang datang
saat seseorang harus memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang bisa
menyebabkan kegelisahan dan depresi.
2. Kesehatan fisik
Penelitian telah
menunjukkan bahwa perasaan cemas dan depresi bisa mengakibatkan efek samping
terhadap kesehatan fisik. Dampak yang ditimbulkan adalah masalah jantung dan
berkurangnya respons terhadap kekebalan tubuh. Selain itu dampak yang paling
cepat terlihat adalah mengganggu aktivitas fisik dan pola makan buruk yang
dapat memicu penyakit fisik lainnya.
3. Menimbulkan rasa
malu dan bersalah
Orang yang sering
mengutang juga kerap kali dihinggapi rasa malu dan juga bersalah, terutama jika
kebiasaan ini diketahui oleh banyak orang. Hal ini pula yang bisa mempengaruhi
kehidupan sosial seseorang.
4. Mempengaruhi hubungan
Memiliki utang juga
mempengaruhi hubungan seseorang dengan pasangan dan juga anak-anaknya. Survei
yang dilakukan terhadap 372 orang menemukan masalah utang telah mempengaruhi
hubungannya dengan pasangan sebesar 37 persen dan dengan anak-anak sebesar 22
persen.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar