Terima kasih kepada Allah SWT atas diberi
kesempatan kepada saya untuk membahas mengenai Manusia dan Kebudayaan. Sebelum saya membahas
mengenai hubungan manusia serta kebudayaan, terlebih dahulu saya akan membahas mengenai definisi serta
penjelasan dari manusia dan
kebudayaan itu sendiri.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang
diciptakan oleh Allah SWT. Di dalam Al Qur’an proses terbentuknya manusia
dijelaskan secara terperinci melalui firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian
Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah ,
Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14). Secara bahasa,
manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Menurut saya, manusia itu sendiri merupakan salah satu makhluk hidup
yang diciptakan oleh Allah SWT melebihi ciptaan-Nya yang lain. Yang membedakan
manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Serta
manusia itu sendiri memiliki sifat yang tidak dapat tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Kebutuhan akan manusia dan interaksi
sosial membentuk kehidupan yang berkelompok. Dan dalam kehidupannya manusia
membutuhkan Norma-Norma Sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku. Dan
manusia pun saling
berkomunikasi untuk mengembangkan potensi serta kreativitas (makhluk sosial). Terbentuklah
hasil cipta, rasa, dan karsa (budaya) yang bervariasi dari pengaplikasian penuh
seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki manusia ditopang dengan rasa tidak
pernah puas yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.
Budaya berasal dari bahasa sanskerta bhud yang
artinya “budi”. Budaya itu sendiri berarti “hasil budi daya cipta manusia”.
Dalam bahasa latin, budaya disebut “colore”. Secara harfiah colore berarti
suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengolah serta mengembangkan lahan
pertanian.. Berikut ini adalah definisi kebudayaan menurut para ahli:
Ø Sutan Takdir Alisyahbana : “Manifestasi dari cara berpikir”.
Ø Koentjaraningrat: “Keseluruhan dari kelakuan dan hasil
kelakuan manusia yang teratur oleh tat kelakuan yang harus didapatnya dengan
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat”.
Ø Moh.Hatta : “Ciptaan hidup dari suatu bangsa”
Ø Ralph Linton : “Sifat sosial turun menurun mans
social heredity”
Ø Alfred North Whitehead : “Karya akal budi”
Ø M.J. Langeveld : “Aktivitas yang manusiawi dan rohani
sifatnya”
Ø Zoet Mulder : “Perkembangan segala kemungkinan dan
kekuatan kodrat, terutama kodrat manusia di bawah pembinaan akal budi”.
Ø K.A. Hidding : “pengolahan alam”
Sehingga definisi dari kebudayaan adalah
keseluruhan ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki manusia itu sendiri dengan cara belajar mengenai
kelakuan dan hasil dari kelakuan itu. Atau dapat didefinisikan sebuah atau suatu tradisi yang
dilestarikan dan sudah menjadi salah satu ciri-ciri dari tempat itu sendiri.
Sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga kebudayaan itu diciptakan oleh manusia untuk dapat menjalani kehidupan
yang lebih baik. Kebudayaan
ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia
sebagai pendudukungnya.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan
itu tercipta maka kebudayaan dan manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Keduanya pun akhirnya merupakan satu kesatuan yang memberikan dampak yang
baik bagi kehidupan manusia. Dan kita
sebagai generasi penerus bangsa haruslah kita melestarikan kebudayaan yang kita
miliki ini. Janganlah kita ikuti kebudayaan barat yang dapat menghancurkan diri
kita sendiri dan kebudayaan yang telah tertanam sejak kita lahir. Kita harus
bangga dengan kebudayaan yang kita punya maka dari itu lestarikan budaya yang
kita miliki dan jangan pernah malu untuk menunjukkan kebudayaan kita.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar