Asal kata penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita tersebut berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.
Derita berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan untuk
kita. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir dan batin. Intensitas
penderitaan dibagi menjadi beberapa tingkatan , ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individulah yang menentukan berat-tidaknya suatu
intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan batin dalam
ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental adalah suatu gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus dihadapinya sehingga yang
bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar dari biasanya.
Ada juga
beberapa tahap-tahap gangguan kejiwaan yaitu :
1.
Gangguan kejiwaan dapat terlihat dari gejala-gejala
kehidupan si penderita bisa jasmani maupun rohani
2.
Usahanya untuk mempertahankan diri dengan cara negatif
3.
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan
yang bersangkutan akan mengalami gangguan
Beberapa
penyebab timbulnya kekalutan mental, yaitu :
1.
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna
2.
Terjadinya konflik sosial dan budaya
3.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan
reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Didalam kehidupan manusia begitu banyak
rintangan yang perlu kita lalui. Sering pula penderitaan dikaitkan dengan
masalah ekonomi contoh dinegara kita ini Indonesia. Berdasarkan Sensus Penduduk
2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah
32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode
1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke
setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833
jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi pula. Jumlah
penduduk Indoneesia dari tahun 1971-2010 serta pertumbuhannya adalah sebagai
berikut : Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 1971,
1980, 1990,2000 dan 2010 (Juta Jiwa). Tahun 1971 1980 1990 2000 2010 Jumlah
Penduduk 119,2 147,5 179,4 205,1 237,6. Dan ada pula artikel yang menyantum
pada situs detik.com menerangkan bahwa "Jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen), berkurang
0,89 juta orang (0,53 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen)," jelas BPS dalam
rilisnya yang dikutip Senin (2/7/2012). Kehidupan ini terkadang kita ada
dibawah dan ada diatas. Ketika kita berada dibawah maka kita harus bersemangat
untuk meraih apa yang kita inginkan seperti kata “Man Jadda Wa Jada
artinya barang siapa yang
bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil”.
Penderitaan juga dapat
berupa siksaan atau penyiksaan. Asal kata (Bahasa Inggris: torture) yang
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala sesuatu atau tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai suatu cara introgasi untuk mendapatkan pengakuan. Selain itu, siksaan
juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Di dalam kitab suci
diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti,
yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain,. ayat 40 surat Al Ankabut
menyatakan
“masing-masing
bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada
diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang
diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula
yang kami benarnkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami
tenggelamkan seperti kaum Nuh”.
Dengan siksaan-siksaan
itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya
did sendiri, karena dosa-dosanya. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan
sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan
kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan
kadang-kadang disertai gambar si korban.
Berita mengenai siksaan
kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota)
halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan,
pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan sebagainya.
Dengan demikian jelaslah
di satu pihak kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain
merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti
itu, koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang tinggi. Siksaan yang
sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Penderitaan dapat
berpengaruh terhadap manusia seperti kepada sikap dalam dirinya. Sikap yang ditimbulkan
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, dan rasa ingin bunuh
diri. Seperti peribahasa menyebutkan “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”. Sikap tersebut berakibatkan
manusia akan putus asa dan tidak begairah untuk menyongsong kehidupannya.
Manusia adalah mahluk
berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Setiap manusia pasti mengalami namanya penderitaan. Kita gak pernah tahu
penderitaan itu datangnya kapan, tapi kapan pun kita harus siap menghadapinya.
Namanya kehidupan tidak akan selalu lurus pasti ada kelak-kelok. Kita hidup
didunia ini hanya sementara oleh maka itu kita harus saling berbagi terhadap
sesama khususnya untuk orang yang tidak mampu yang ada disekitar kita.
Sumber:
http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dan-penderitaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar