Manusia dan Keindahan

Minggu, 21 April 2013


Keindahan adalah suatu hal yang membuat manusia kagum, itu bisa terjadi karena keindahan yang dapat dilihat maupun didengarkan. Keindahan diciptakan untuk memenuhi kehidupan manusia. Dan keindahan itulah diciptakan oleh manusia. Manusia sangat memperhatikan keindahan dari cara berpakaian, cara berbicara, cara berjalan, cara bergaya, dan lain - lain. Keindahan juga bisa diciptakan dengan oleh manusia melalui kegiatan seperti melukis, bernyanyi, dan memainkan alat musik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis–”beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum.
Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is a joy forever
its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer; night: Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and dignity”, yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh: karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah.
Kegelisahan Coleridge ini tercermin dalam “Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang. Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
Selanjutnya Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu kesempatan is melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis West, misalnya, yaitu mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak mempunyai cukup negative capability.
Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif.
Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.
Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.        Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
2.        Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.        Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1.      Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.      Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
            Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.      Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2.      Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3.      Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
            Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan. Keindahan tidak dapat terlepas dalam kehidupan kita. Suatu yang indah membuat senang sehingga keindahan itu bersifat positif bagi kehidupan. Selain itu diperlukan kita menciptakan suatu keindahan yang baru. Karena manusia diciptakan dengan akal pikir. Seperti Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kita jaga keindahan tanpa merusaknya.  Jadi kita perlu menjaga keindahan yang ada disekitar  kita serta membuat keindahan-keindahan yang baru sehingga membuat hidup kita semakin berwarna.
Sumber:

Manusia dan Cinta Kasih



Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, bahwa cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada sesuatu hal, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Sebenarnya Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9).
Manusia diciptakan untuk saling mencintai dan mengkasihi satu sama lain antar manusia , hewan serta alam semesta yang kita miliki ini. Telah kita ketahui keberadaan manusia didunia ini tidak terlepas dari manusia lainnya atau disebut dengan makhluk sosial yang dibutuhkan interaksi yang baik sehingga akan menimbulkan rasa cinta antara satu sama lain. Dari cinta itu maka kita dapat membentuk suatu perkawinan untuk menjadi suatu kelurga yang harmonis serta hubungan yang erat dengan masyarakat sekitar. Hal itu terjadi karena adanya cinta dan kasih yang dapat memperkokoh suatu hubungan walaupun terkadang ada saja hal-hal yang dapat mempengaruhi cinta yang kita miliki. Namun dengan besarnya cinta dan kasih yang kita miliki maka kita dapat menghadapi segala permasalahan yang ada dengan mudah.
Pengertian cinta yang telah dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, menjelaskan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu:
·         Keterikatan.
·         Keintiman, dan
·         Kemesraan.
Keterikatan kepada seseorang terjadi karena adanya cinta contohnya cinta terhadap kekasih kita. Dengan adanya cinta membuat seseorang lebih memprioritaskan dan melakukan hal apapun untuk kekasihnya agar dapat memperkokoh suatu hubungan. Menurut saya itu hal yang wajar namun seorang kekasih bukan menjadi prioritas yang pertama. Firman Allah mengatakan “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165).
Prioritas pertama itu cinta kita terhadap Allah SWT yang telah menciptakan kita dan segala yang ada didunia serta tak lupa juga cinta terhadap Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah, prioritas kedua cinta kepada bumi yang kita tempati, prioritas ketiga yaitu keluarga, teman, serta lingkungan masyarakat, prioritas keempat yaitu cinta kita terhadap lawan jenis. Keintiman yang terjadi karena adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara kita semua itu bersaudara. Dan unsur yang terakhir  Kemesraan yang berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dicumbu asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Contoh dari kemesraan adanya rasa perasaan senang bila mengkhayal tentang kekasih, rasa rindu, ungkapan rasa sayang, serta saling mengkasihi. Adapun tingkatan dari kemesraan itu antara lain, yaitu:
1.       Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
2.       Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3.       Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
  1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
  2. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  3. Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
  5. Cinta Terhadap Allah.
Bahwa cinta tidak memandang apapun cinta itu suci kita juga harus cinta akan segala sesuatu hal apapun. Terutama cinta terhadap Allah SWT. Cinta yang tulus tidak menginginkan suatu imbalan. Kita tidak dapat mendeklarasikan apa itu cinta tapi kita bisa merasakannya. Dengan cinta membuat hidup kita lebih berwarna. Tebarkanlah cinta itu kepada semua orang yang ada disekitarmu. Dengan menebarkan cinta yang ada akan membuat kita dan mereka bahagia. Berbagi kebahagiaan apa salahnya. Tanpa cinta dan kasih hidup takkan bermakna.
Sumber:
Seri Diklat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma


KONSEP IBD DALAM KESUSASTRAAN

Selasa, 02 April 2013



Kesusastraan
Sastra berasal dari kata “castra” yang berarti tulisan. Dari makna yang tercantum sejak zaman dahulu, sastra meliputi segala bentuk aspek dan bermacam-macam tulisan, contoh catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat, undang-undang, dan lain-lain. Dalam bahasa indonesia kata “kesusastraan” merujuk pada sebuah jenis tulisan yang memiliki arti keindahan. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan adalah suatu ekspresi gagasan dan perasaan dari manusia. Jadi, pengertian sastra merupakan hasil budaya yang berfungsi sebagai upaya manusia untuk mengungkapkan suatu keinginan seseorang yang dicantumkan melalui bahasa.
Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu “su” dan “sastra” dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata “su” berarti baik atau bagus, “sastra” berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya. Sedangkan menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.


Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

1.      Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
2.      Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
3.      Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
4.      Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.      Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6.      Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
7.      Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
8.      Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
9.      Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
10.  Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Jadi kesusastraan itu merupakan suatu hasil budaya yang berasal dari ekspresi, gagasan dan ungkapan dari perasaan seseorang yang menggunakan bahasa yang mudah  dipahami
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan “humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar merupakan IBD adalah salah satu ilmu yang berfungsi  untuk memperluas wawasan pemikiran, kemampuan kritikal para mahasiswa maupun mahasiswi serta mengajarkan kita akan cinta terhadap sesama, lingkungan, dan kebudayaan yang ada disekitar kita. Ilmu budaya dasar mengajarkan manusia akan arti suatu kehidupan yang kita jalani sehari-hari serta kebudayaan yang berada disekitar. Di dalam konsep ilmu budaya dasar terkandung nilai – nilai keindahan dan etika antara manusia dan lingkungan yang saling berhubungan agar menciptakan kedamaian dan keindahan dalam hidup.


Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:

1.        Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2.        Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3.        Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
Ilmu Budaya Dasar dan Kesusastraan saling berhubungan, dikarenakan ilmu budaya dasar tidak ditujukan untuk mendidik dalam bidang keahlian serta dalam bidang pengetahuan. Pengertian dari ilmu budaya dasar itu adalah ilmu yang berfungsi  untuk memperluas wawasan pemikiran, kemampuan kritikal para mahasiswa maupun mahasiswi serta mengajarkan kita akan cinta terhadap sesama, lingkungan, dan kebudayaan yang ada disekitar kita. Oleh karena dasar itulah ilmu budaya dasar dikaitkan dengan kesusastraan, dimana tujuannya ialah agar para mahasiswa dan mahasiswi mengerti akan hal kesusastraan.

Hubungan Kesusastraan dalam Ilmu Budaya Dasar
Kesusastraan dan ilmu budaya dasar memiliki keindahan antar satu sama lain. Fungsi dari keduanya pun dapat mengubah kehidupan kita lebih damai dan lebih baik serta memperluas wawasan pemikiran, kemampuan kritikal para mahasiswa maupun mahasiswi serta mengajarkan kita akan cinta terhadap sesama, lingkungan, dan kebudayaan yang ada disekitar kita. Melewati kesusastraan kita dapat menyampaikan suatu ilmu budaya dasar agar mudah untuk diterima dan dipahami oleh seseorang. Dan karena adanya keindahan dari kesusastraan yang ada di ilmu budaya dasar mendorong seseorang untuk mempraktekkan di kehidupan sehari-hari yang bertujuan pula untuk mengubah hidupnya kearah yang lebih baik.
sumber: http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/04/pengertian-sastra.html
http://raisyaandhira.blogspot.com/2012/09/pengertian-sastra-menurut-para-ahli.html
http://odaysaputra.blogspot.com/2012/03/pengertian-ibd.html

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS