BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
jumlah penduduk yang menempati peringkat ke empat di dunia. Jumlah penduduknya
mencapai 245,613,043 jiwa dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Saat ini Indonesia memiliki 33 provinsi dengan jumlah populasinya yang
bermacam-macam, jumlah populasi terpadat berada di pulau jawa (update jam 15.47 UTC 02 Agustus 2011) menurut IDB (International Data Base).
Manusia merupakan makhluk yang sungguh luar
biasa kompleks. Kita merupakan perpaduan antara mahluk material dan mahluk
spiritual. Manusia itu sendiri sifatnya tidak tinggal diam dan sendiri karena
manusia sebagai makhluk yang selalu mengaktivisasikan dirinya. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah
SWT. Di
dalam Al Qur’an proses terbentuknya manusia dijelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian
Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah ,
Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14). Manusia adalah makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia juga bagian dari individu,
keluarga dan masyarakat. Sehingga keberadaannya berpengaruh bagi lingkungannya.
Manusia dalam pribadinya sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan integritas
moral yang sangat tinggi dan sebagai keluarga yang akan membangun masyarakat
yang bermartabat.
Pada kesempatan ini saya akan mengkaji tentang
individu, keluarga, masyarakat yang ketiga-tiganya berkaitan erat, serta
interaksi sosial yang manusia dalam posisinya sebagai individu, keluarga dan
masyarakat.
Sebagai rumusan masalah di makalah ini saya ingin
mengetahui
1.
Apa yang di
maksud dengan individu, keluarga dan masyarakat?
2.
Apa saja yang
mempengaruhi dari ketiganya?
3.
Bagaimana
interaksi dari ketiganya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah
kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang
prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak
semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada
kalanya menjadi penghambat pada proses pembentukan pribadi.
Manusia
sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
1.
Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi
serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran akan menuntut ilmu itu sendiri mendorong individu untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap
dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
2. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta
akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka
akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
2.2 Interaksi Sosial
A. Pengertian
Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu
dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk
seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Interaksi sosial
dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial
yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu
lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol
diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi
sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian
makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,
perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan
orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process.
1.
Interaksi antara individu dengan individu
Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada
individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan
memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2.
Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk
interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti
seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam
kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk
interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu
berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3.
Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara
kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga
ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
B. Fungsi
Proses interaksi
sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai fungsi
positif antara lain:
1.
Proses pencapaian tujuan hidup individu atau
kelompok lebih mudah terwujud.
2.
Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau
kelompok secara integratif.
3.
Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam
peran sosial dalam kehidupan kelompok.
4.
Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap
individu dalam proses-proses sosialnya.
5.
Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai
bidang menuju masyarakt madani (masyarakat beradab).
Dalam batas-batas
tertentu, interaksi sosial dalam bentuk konflik (dissosiatif) mempunyai fungsi
positif, yaitu:
1.
Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku
seseorang atau kelompok ke arah yang lebih baik.
2.
Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya
solidaritas ingroup dalam kehidupan kelompok.
3.
Dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang
lebih inovatif atau lebih maju (wilson, e.k. 1966; mack, r. And pease, j. 1973).
C. Faktor-Faktor
Faktor penting
yang menjadi dasar proses berlangsungnya interaksi sosial adalah:
1.
Nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Apabila individu atau kelompok dalam proses interaksi sosialnya tidak
mendasarkan pada nilai, norma yang berlaku, kehidupan sosial akan terjadi
disintegrasi atau ketidakteraturan sosial.
2. Status dan peranan sosial. Proses interaksi sosial
yang dilakukan individu harus memperhatikan status dan peranan yang melekat
pada dirinya, juga memperhatikan kewajiban dan hak-haknya.
Menurut para ahli,
berlangsungnya proses interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa, antara lain:
1.
Faktor imitasi.
2.
Faktor sugesti .
3.
Faktor simpati.
4.
Faktor identifikasi.
5.
Faktor empati.
6.
Faktor motivasi.
Keenam faktor
tersebut selama proses interaksi sosial bisa terjadi secara sendiri (terpisah)
dan juga bisa secara bersama-sama atau integratif.
2.3 Individu
A. Pengertian
Ada berapa
pengertian individu menurut para ahli di antaranya :
1. Menurut(Abu Ahmadi,1991:23). Individu
berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
2. Menurut (Hartomo,2004:64). Individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya.
Individu berasal dari berasal dari bahasa latin, individu
yang artinya yang tak terbagi, dan merupakan kesatuan yang tak terbatas, yaitu
sebagai manusia perorangan.
Dalam bertingkah laku menurut pola pribadi suatu individu
terdapat tiga macam kemungkinan:
1. Menyimpang
dari norma kolektif.
2. Kehilangan
individualitas.
3. Mempengaruhi
masyarakat.
2.4
Keluarga
A. Pengertian
1.
Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2.
Bailon dan Maglaya ( 1978
)
Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
3.
Departemen Kesehatan RI (
1988 )
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Abu
Ahmadi 1982 ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap keluarga,
yaitu:
1.
Status sosial ekonomi
keluarga.
2.
Faktor keutuhan keluarga.
3.
Sikap dan kebiasaan orang
tua.
Ki Hajar
Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan
beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya.
B. Fungsi
Fungsi keluarga
menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
1.
Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.
Fungsi Sosialisasi anak
dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik.
3.
Fungsi Perlindungan
dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
4.
Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.
Fungsi Agama dilihat dari
bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain
melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
6.
Fungsi Ekonomi dilihat
dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7.
Fungsi Rekreatif dilihat
dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti
acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan
lainnya.
8.
Fungsi Biologis dilihat
dari bagaimana
keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya.
9.
Memberikan kasih sayang, perhatian,dan
rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga.
2.5 Masyarakat
A. Pengertian
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal
di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk
masyarakat. Manusia selalu hidup bersama dan berada diantara manusia lainnya.
Dalam bentuk konkritnya, manusia bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan
manusia lainnya. keadaan ini terjadi karena dalam diri manusia terdapat
dorongan untukhidup bermasyarakat, disamping dorongan keakuan. Dorongan
masyarakat dan dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak untuk
kepentingan diri sendiri.
Lebih lanjut sikap kemasyarakatan menurut
P.J. Bouman (1976) karena adanya faktor-faktor:
1.
Kecenderungan
sosial.
2.
Rasa
harga diri.
3.
Kecenderungan
untuk patuh.
4.
Kecenderungan
untuk mandiri.
5.
Hasrat
tolong-menolong dan meniru.
6.
Hasrat
berjuang.
7.
Hasrat
memberitahu dan sifat menerima.
BAB III
KESIMPULAN
Manusia adalah sebagai
makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya,
oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara
perkembangan jasmani maupun rohaninya. Sebagai makhluk sosial seorang individu
tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah – tengah
masyarakat.
Proses interaksi
sosial tersebut disebut juga dengan interpretative process Interaksi antara
individu dengan individu, Interaksi antara individu dengan kelompok dan
interaksi antar kelompok dengan kelompok.
Individu adalah satu kesatuan tidak
terbatas yaitu sebagai manusia perorangan.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah
sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang
pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu
menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu,
oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang
berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada,
sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu
mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat
yang cukup majemuk.Faktor yang berpengaruh
terhadap keluarga status sosial
ekonomi keluarga, faktor keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua.
Masyarakat adalah sekumpulan individu
yang tinggal ditempat tertentu dan memiliki adat dan budaya. Interaksi sosial adalah
proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan,
pikiran dan tindakan.
Faktor-faktor yang mendasari proses
terbentuknya interaksi sosial adalah imitasi,
indentifikasi, sugesti, motivasi, simpati dan empati.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson, E.K. 1966. Sociology, Rules and Relationships,
The Dorsey Press. Homewood, Illinois.
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
http://www.scribd.com/doc/39801272/Pengertian-indiv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar