PEMUDA DAN SOSIALISASI

Rabu, 24 Oktober 2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
                   Pemuda adalah sosok individu muda yang memiliki karakter khas seperti pemuda memiliki sifat emosional yang sulit untuk dikendalikan maka dari itu perlu pembinaan dari keluarga, teman serta masyarakat agar pemuda tersebut dapat menjadi penerus generasi selanjutnya kearah yang lebih baik. Pemuda sendiri memiliki hubungan dalam pengertian yang sama dengan manusia yaitu sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan orang lain yang sifatnya tidak tinggal diam dan sendiri sehingga diperlukan sosialisasi untuk menjadi makhluk sosial.
                   Sosialisasi merupakan proses dimana seorang individu melakukan interaksi dengan makhluk lainnya dengan cara berkomunikasi. Pemuda itu sendiri sangat memerlukan komunikasi yang baik dengan makhluk lain agar terciptanya hubungan yang mutualisme.
                   Pada kesempatan ini saya akan mengkaji mengenai pemuda dan sosialisasi yang keduanya memiliki hubungan yang erat.
Sebagai rumusan masalah di makalah ini saya ingin mengetahui
1.        Apa yang di maksud dengan pemuda dan sosialisasi?
2.        Apa hubungan antara pemuda serta sosialisasi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pemuda
          Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda menjadi harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
          Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
          Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa “after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services”.
          Berikut ini definisi yang berbeda ditunjukkan oleh Alquran. Dalam kaidah bahasa Qurani pemuda atau yang disebut “asy-syabab” didefinisikan dalam ungkapan sifat dan sikap seperti:
1.  Berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak. Seperti kisah pemuda (nabi) ibrahim. “mereka berkata: ‘siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Se­sungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, mereka berkata: ‘kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama ibrahim.” (Qs.Al­-Anbiya, 21:59-60).
2.  Memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Seperti tergambar pada kisah ash-habul kahfi (para pemuda penghuni gua).“kami ceritakan kisah me­reka kepadamu (muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pe­muda yang beriman kepada tuhan mereka dan kami tambah­kan kepada mereka petunjuk; dan kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: “tuhan kami adalah tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain dia, se­sungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (Qs.18: 13-14).
3.  Seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Seperti digambarkan pada pribadi pemuda (nabi) musa. “dan (ingatlah) ketika musa berkata kepada muridnya, “aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan ber­jalan sampai bertahun-tahun” (Qs. Al-Kahfi,18 : 60).


Ditinjau dari kelompok umur, skema manusia terbagi beberapa bagian yaitu:
Masa bayi                 : 0 – 1 tahun
Masa anak                : 1 – 12 tahun
Masa Puber              : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda           : 15 – 21 tahun
Masa dewasa            : 21 tahun keatas
          Proses kehidupan yang dijalani pemuda setiap hari dikeluarga, masyarakat serta sekolah membawa pengaruh terhadap perkembangan karakter pada anak. Banyaknya tekanan dari permasalahan yang ada seperti sosialisasi yang buruk ketika pemuda berada disekitar masyarakat atau pun teman itu bisa berpengaruh terhadap perilakunya sehingga tidak terwujudnya pemuda sebagai penerus generasi bangsa. Maka diperlukan sosialisasi yang baik untuk menjadi pemuda yang memiliki karakter baik serta menjadi penerus generasi bangsa.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
1.      Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup pancasila.
2.      Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan prestasi semaksimal mungkin.
3.      Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi atas :
·         Pengembangan sebagai insan sosial budaya
·         Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
·         Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan insan profesi yang mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan sumber alam dan menjaga kelestariannya.
·         Pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depan akan menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis.

2.2     Sosialisasi
          Sosialisasi merupakan proses dimana seorang individu melakukan interaksi dengan makhluk lainnya dengan cara berkomunikasi. Pemuda itu sendiri sangat memerlukan komunikasi yang baik dengan makhluk lain agar terciptanya hubungan yang mutualisme.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
1.       Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.

2.       Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya

          Sosialisasi berlangsung sejak kita masih kanak-kanak hingga akan terus berlangsung hingga titik kulminasi. Sosialisasi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses hidup serta bagaimana seorang individu dapat mempelajari kebiasaan-kebiasaan seperti cara hidup, nilai-nilai serta norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat serta teman agar mudah  diterima oleh masyarakat dan teman-teman. Sosialisasi dibutuhkan agar membantu pemuda melalui belajar dan menyesuaikan diri.
          Proses dari sosialisasi pun melahirkan kepribadian seseorang serta kesadaran terhadap dirinya sendiri dan memandang akan adanya orang lain di luar lingkungan keluarganya.

2.2     Hubungan Antara Pemuda dan Sosialisasi
             Sudah saya jelaskan maksud dari pemuda serta sosialisasi diatas. Pemuda itu sendiri merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda menjadi harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan. Sedangkan Sosialisasi merupakan proses dimana seorang individu melakukan interaksi dengan makhluk lainnya dengan cara berkomunikasi. Jelas bahwa seorang pemuda harus melakukan sosialisasi agar menjadi generasi penerus bangsa. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi. Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi dalam kelompok. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dalam anggota masyarakat dan hubungan sosial. 

BAB III
KESIMPULAN

Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda menjadi harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu: Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup pancasila Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan prestasi semaksimal mungkin, Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa depannya.
Sosialisasi merupakan proses dimana seorang individu melakukan interaksi dengan makhluk lainnya dengan cara berkomunikasi. Pemuda itu sendiri sangat memerlukan komunikasi yang baik dengan makhluk lain agar terciptanya hubungan yang mutualisme.
Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi. Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi dalam kelompok.

  
DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, taufik, Pemuda dan Perubahan Social, LP3ES, Jakarta, 1974.
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Senin, 08 Oktober 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang menempati peringkat ke empat di dunia. Jumlah penduduknya mencapai 245,613,043 jiwa dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki 33 provinsi dengan jumlah populasinya yang bermacam-macam, jumlah populasi terpadat berada di pulau jawa (update jam 15.47 UTC 02 Agustus 2011) menurut IDB  (International Data Base).
Manusia merupakan makhluk yang sungguh luar biasa kompleks. Kita merupakan perpaduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Manusia itu sendiri sifatnya tidak tinggal diam dan sendiri karena manusia sebagai makhluk yang selalu mengaktivisasikan dirinya. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. Di dalam Al Qur’an proses terbentuknya manusia dijelaskan secara terperinci melalui firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14). Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia juga bagian dari individu, keluarga dan masyarakat. Sehingga keberadaannya berpengaruh bagi lingkungannya. Manusia dalam pribadinya sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan integritas moral yang sangat tinggi dan sebagai keluarga yang akan membangun masyarakat yang bermartabat.
Pada kesempatan ini saya akan mengkaji tentang individu, keluarga, masyarakat yang ketiga-tiganya berkaitan erat, serta interaksi sosial yang manusia dalam posisinya sebagai individu, keluarga dan masyarakat. 
Sebagai rumusan masalah di makalah ini saya ingin mengetahui
1.        Apa yang di maksud dengan individu, keluarga dan masyarakat?
2.        Apa saja yang mempengaruhi dari ketiganya?
3.        Bagaimana interaksi dari ketiganya?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Manusia
          Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat pada proses pembentukan pribadi.  
          Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
1.    Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran akan menuntut ilmu itu sendiri mendorong individu untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
2. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2     Interaksi Sosial
A.      Pengertian
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process.
1.    Interaksi antara individu dengan individu
Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2.    Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3.    Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
B.      Fungsi
Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai fungsi positif antara lain:
1.    Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudah terwujud.
2.    Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara integratif.
3.    Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam kehidupan kelompok.
4.    Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-proses sosialnya.
5.    Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju masyarakt madani (masyarakat beradab). 
Dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk konflik (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, yaitu:
1.      Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang atau kelompok ke arah yang lebih baik.
2.      Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas ingroup dalam kehidupan kelompok.
3.      Dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang lebih inovatif atau lebih maju (wilson, e.k. 1966; mack, r. And pease, j. 1973).
C.      Faktor-Faktor
Faktor penting yang menjadi dasar proses berlangsungnya interaksi sosial adalah:
1.    Nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Apabila individu atau kelompok dalam proses interaksi sosialnya tidak mendasarkan pada nilai, norma yang berlaku, kehidupan sosial akan terjadi disintegrasi atau ketidakteraturan sosial.
2.  Status dan peranan sosial. Proses interaksi sosial yang dilakukan individu harus memperhatikan status dan peranan yang melekat pada dirinya, juga memperhatikan kewajiban dan hak-haknya. 
Menurut para ahli, berlangsungnya proses interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa, antara lain:
1.    Faktor imitasi.
2.    Faktor sugesti .
3.    Faktor simpati.
4.    Faktor identifikasi.
5.    Faktor empati.
6.    Faktor motivasi.
Keenam faktor tersebut selama proses interaksi sosial bisa terjadi secara sendiri (terpisah) dan juga bisa secara bersama-sama atau integratif.

2.3     Individu
A.      Pengertian
Ada berapa pengertian individu menurut para ahli di antaranya :
1. Menurut(Abu Ahmadi,1991:23). Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
2.   Menurut (Hartomo,2004:64). Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
          Individu berasal dari berasal dari bahasa latin, individu yang artinya yang tak terbagi, dan merupakan kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan.
          Dalam bertingkah laku menurut pola pribadi suatu individu terdapat tiga macam kemungkinan:
1.  Menyimpang dari norma kolektif.
2.  Kehilangan individualitas.
3.  Mempengaruhi masyarakat.

2.4     Keluarga
A.      Pengertian
1.    Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2.    Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3.    Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Abu Ahmadi 1982 ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap keluarga, yaitu:
1.    Status sosial ekonomi keluarga.
2.    Faktor keutuhan keluarga.
3.    Sikap dan kebiasaan orang tua.
          Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

B.      Fungsi
          Fungsi keluarga menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
1.    Fungsi Pendidikan  dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.    Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.    Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.    Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.    Fungsi Agama  dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6.    Fungsi Ekonomi  dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7.    Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.    Fungsi Biologis  dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.    Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.5     Masyarakat
A.      Pengertian
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu hidup bersama dan berada diantara manusia lainnya. Dalam bentuk konkritnya, manusia bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. keadaan ini terjadi karena dalam diri manusia terdapat dorongan untukhidup bermasyarakat, disamping dorongan keakuan. Dorongan masyarakat dan dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
Lebih lanjut sikap kemasyarakatan menurut P.J. Bouman (1976) karena adanya faktor-faktor:
1.    Kecenderungan sosial.
2.    Rasa harga diri.
3.    Kecenderungan untuk patuh.
4.    Kecenderungan untuk mandiri.
5.    Hasrat tolong-menolong dan meniru.
6.    Hasrat berjuang.
7.    Hasrat memberitahu dan sifat menerima.

BAB III
KESIMPULAN

Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya. Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah – tengah masyarakat.    
Proses interaksi sosial tersebut disebut juga dengan interpretative process Interaksi antara individu dengan individu, Interaksi antara individu dengan kelompok dan interaksi antar kelompok dengan kelompok.
          Individu adalah satu kesatuan tidak terbatas yaitu sebagai manusia perorangan.
          Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.Faktor yang berpengaruh terhadap keluarga status sosial ekonomi keluarga, faktor keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua.
          Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal ditempat tertentu dan memiliki adat dan budaya. Interaksi sosial adalah proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
          Faktor-faktor yang mendasari proses terbentuknya interaksi sosial adalah imitasi,  indentifikasi, sugesti, motivasi, simpati dan empati.
DAFTAR PUSTAKA
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS