Deduksi Vs Induksi

Jumat, 06 Maret 2015

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan Indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. (Wikipedia)
Penalaran (Reasoning) adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit dibanding pengertian dan proposisi. (Buku catatan Universitas Gunadarma)
Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:
·     Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
·  Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
·   Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ciri – ciri dari penalaran antara lain:
·         Dilakukan dengan sadar
·         Didasarkan oleh sesuatu yang sudah diketahui
·         Sistematis
·       Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
·         Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.

Penalaran Deduksi
Penalaran Deduksi adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal  yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran deduksi memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik
Ciri ciri penalaran deduksi 
·         Dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduksi tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 
·         Kalimat utama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.
Contoh penalaran deduksi :
a. Semua manusia akan wafat (premis mayor)
b. Rio adalah seorang manusia yang memiliki jiwa baik (premis minor)
c. Jadi, Rio akan wafat (konklusi), (*konklusi lebih sempit dari premis)
Metode berfikir deduktif adalah metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induksi adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Ciri-ciri penalaran induksi 
·         Menyebutkan peristiwa " khusus "
·         Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus 
·         Kesimpulan terdapat diakhir paragraf 
Contoh penalaran induksi adalah :
a. Kucing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
b. Sapi mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
c. Anjing mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
Kesimpulan : Semua hewan yang mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
Metode berfikir induksi adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki berkala bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduksi tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induksi dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Sumber :
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta : Gramedia , 2002 
Affan, Afraniati, Logika Dasar, Padang : Hayfa Press, 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://timokomit.wordpress.com/2012/03/08/pengertian-penalaran-induktif-dan-deduktif/
http://firna-blog.blogspot.com/2012/03/pengertian-induktif-dan-deduktif.html
http://inggitsoekarno.blogspot.com/2013/03/penalaran-deduktif-dan-penalaran.html
http://marsavandrian.blogspot.com/2013/03/pengertian-penalaran-induksi-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS