Kelas : 2ka12
Dosen : Umar Hanis
Materi : Komunikasi dalam Organisasi
BAB I
LATAR BELAKANG
Komunikasi itu
sendiri merupakan aktivitas yang harus dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari agar terciptanya suatu hubungan antar manusia yang baik. Tidak
ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu juga halnya
bagi suatu organisasi. Begitupun dalam masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses
pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil,
yang berdampak kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan
kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) .
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Berikut ini beberapa definisi dari para ahli :
1. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
3. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).
Unsur-unsur komunikasi yaitu:
Fungsi dari kumunikasi yaitu:
- Proaksi dan regulasi
- Menentukan tujuan organisasi
- Menentukan area permasalahan
- Mengevakuasi performa
- Memberikan komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi
- Mendapatkan informasi baru
- Cara mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan
- Harga diri anggota
1. Komunikator
2. Menyampaikan berita
3. Berita-berita yang disampaikan
4. Komunikasi
5. Tanggapan atau reaksi
- Proaksi dan regulasi
- Menentukan tujuan organisasi
- Menentukan area permasalahan
- Mengevakuasi performa
- Memberikan komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi
- Mendapatkan informasi baru
- Cara mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan
- Harga diri anggota
Dan berikut ini merupakan definisi dari komunikasi dalam organisasi menurut para ahli :
- Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang
mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)
- Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert Bonnington)
- Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005).
- Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert Bonnington)
- Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005).
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Dari segi sifatnya :
- Komunikasi Lisan
Komunikasi
jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat
memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
- Komunukasi Tertulis
Komunikasi
secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan
merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu,
namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan
lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat
mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong
komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap
materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu
umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat
ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun
unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail,
dll.
- Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
- Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
- Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
- Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
- Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
- Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
- Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
- Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
Menurut Keresmiannya :
- Komunikasi Formal
Komunikasi
yang dilakukan antara sesame anggota organisasi disesuaikan dengan
urutan /tingkatan dalam struktur organisasi. Kalau komunikasi formal
disampaikan dari atasan ke bawahan komunikasi ini biasanya digunakan
untuk menyampaikan perintah. Akan tetapi kalau komunikasi dilakukan dari
bawahan ke atasan maka komunikasi ini biasanya digunakan untuk
menyampaikan laporan.
- Komunikasi Informal
Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi.
·
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui
desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke
orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa
dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
· Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus
bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi
formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
Dimana setiap komunikasi yang terjalin di suatu organisasi menghasilkan suatu keputusan yang telah dimusyawarahkan secara bersama-sama. Berikut ini merupakan definisi dari Pengambilan Keputusan dalam organisasi menurut para ahli :
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Jenis Pengambilan keputusan Menurut George R. Terry dan Brinckloe :
·
- Intuisi
Pengambilan keputusan
yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah
terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini
mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
·
- Pengalaman
Pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena
pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan
untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki
banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
·
- Fakta
Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan
yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
·
- Wewenang
Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
·
- Logika/Rasional
Pengambilan keputusan
yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan
unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan
keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan
secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
- kejelasan masalah
- orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
- preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
- hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
· Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang
menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan,
terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.
· - Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap
alternatif-alrternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan
efektifitas. Ynag terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif.
Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling
diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
- Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang
dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang
paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif,
ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
· - Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk
tindakan. pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh
dapat tercapai.
· - Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan
telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan
dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk
mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil
yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar
terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
BAB III
PENUTUP
Jadi dapat disimpulkan bahwa kamunikasi penting untuk kita lakukan dalam
kegiatan sehari-hari agar terciptanya hubungan antar manusia yang harmonis.
Begitupun dengan suatu organisasi yang harus adanya kamunikasi yang baik. Komunikasi mempunyai andil, yang
berdampak kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang
menjadi titik pusat organisasi. Antara
komunikasi yang terjalin dengan baik mengharuskan suatu organisasi untuk
mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang mereka ingin capai.
DAFTAR PUSTAKA
http://lisda-ug.blogspot.com/2009/11/tugas-teori-organisasi-umum.html
http://annisafujiyana.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dalam-organisasi.html
M. Rogers, Everet, Communication in Organization. New York:
Gramedia, 2005.
· Bonnington, Robert, Modern Business: A System
Approach. New York: Gramedia, 2005.
·
Wiryanto, Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia, 2005.
·
Facione, P. and Facione, N., Thinking and Reasoning in Human Decision Making,
The California Academic Press / Insight Assessment, 2007
·
Plous, S. The Psychology of Judgement and Decision Making New York:
McGraw-Hill, 1993
·
Ullman, D. G., Making Robust Decisions Trafford, 2006
·
Levin, Mark Sh., Composite Systems Decisions, New York: Springer, 2006.